MAINAN YANG COCOK UNTUK ANAK 6 - 9 TAHUN
KOMPAS.com – “Bermain, bermain, dan bermain adalah tugas utama anak-anak,” pungkas
Dik Doank, pemilik Sekolah Alam Kandank Jurank Doank di daerah Ciputat.
Ya, tugas anak-anak yang terpenting saat ia beranjak tumbuh adalah
bermain. Pada usia 6-9 tahun pun, anak-anak memiliki tugas untuk
bermain. Menurut Dr Robin Goldstein, pengarang Buku Pintar Orang Tua,
pada usia tersebut, bermain merupakan hal yang terpenting. Permainan apa
yang tepat bagi anak di usia tersebut?
Menurut Goldstein, di usia ini, anak-anak sudah tak terlalu egois,
namun masih perlu diingatkan untuk memperlakukan temannya dengan adil
dan mengajak teman mainnya yang lain. Di usia ini, anak-anak menikmati
dirinya dengan mencari tahu dan menjadi mandiri. Mereka akan senang jika
bisa mencari tahu jalan pintas baru antara rumah dan sekolahnya. Atau
menemukan tempat rahasia yang bisa mereka jadikan markas bersembunyi dan
bertualang. Mereka hidup dalam daya khayal yang penuh petualangan.
Mungkin ada beberapa anak yang masih bermain dengan bonekanya yang
dulu, tetapi, seiring perkembangannya, mereka akan mulai dengan
permainan yang dirancang terlebih dulu. Mereka juga akan mulai meluaskan
minat permainan kesukaan, seperti rumah-rumahan, perang-perangan, orang
baik-jahat, sekolah-sekolahan, dan lainnya.
Saat bermain ini, mereka akan membiarkan khayalannya berkembang, saat
melakukan permainan peran, misalnya, mereka akan belajar mengenai
pembagian peran dan bagaimana harus bersikap. Misal, saat bermain
sekolah-sekolahan, seorang anak yang bertingkah menjadi guru akan
berimajinasi bahwa ia memiliki kendali atas keadaan kelas, “Kamu tidak
mengerjakan PR hari ini? Kamu dihukum berdiri di depan kelas sepanjang
mata pelajaran.” Atau saat bermain rumah-rumahan, salah satunya
mengambil peran sebagai ibu. Saat menjalani perannya, ia akan belajar,
bahwa ibu memiliki peran penyayang dengan memberi makan bayinya yang
lapar.
Banyak pula anak di usia tersebut melibatkan diri pada proyek besar
dan dramatis-membangun sebuah benteng atau rumah pohon, menciptakan
rumah hantu, bermain pertunjukan boneka, atau berkebun. Saat
membangunnya, mereka akan memutar otak mengenai bagaimana suatu sistem
bekerja. Ketika bangunan tersebut selesai, ia akan sangat bangga
memperlihatkannya.
Ketika anak yang memiliki minat pada proyek demikian, berikanlah
dukungan. Jika ia ingin membangun, bantulah ia menemukan bahan-bahan
yang diperlukan. Ia dapat memanfaatkan kotak kardus besar, potongan
kayu, ban, tali, kertas, dan selimut. Sesudah menyelesaikan “proyek
besar” dengan kemampuannya sendiri, ia akan merasa sukses dan mampu
mengerjakan banyak hal sendirian. Di usia ini pun, beberapa anak sudah
menunjukkan ketertarikan akan suatu olahraga. Doronglah anak-anak Anda
untuk bermain dengan mencoba menggunakan otak dan fisiknya agar ia sehat
luar dan dalam.
Tasikmalaya
editor : iqbal maulana